Sabtu, 19 Mei 2012

Dear You.

Ini merupakan kutipan dari sebuah novel yang berjudul "Dear You" karya Moammar Emka. Enjoy:)

TENTANGMU. Melupakan, tak mampu. Menjaga dan menyimpannya rapi di sudut hati, itu kuasa pilihanku.

Setelah perpisahan, menunggu kamu itu tak ubahnya putaran nasib. Mungkin, tidak... mungkin... tidak... mungkin. Biarkan saja, setidaknya aku masih bisa menunggu.

Selalu ada rasa enggan untuk mengatakan: aku tak cinta lagi. Entahlah! Segalanya tampak tak pasti. Samar kupandang, jejakmu menilas di jemari pagi.

Kenangan. Hal yang lalu. Mungkinkah kenangan bisa jadi sesuatu yang sekarang terjadi? Aku di dalam kenanganmu, di suatu hari, tanpa nama.

Sedih tak berujung karena kepadamu senyuman itu ada dan meretaskan bahagia.

Kau tetap anugerah terindah--bagiku. Tak peduli lebam luka karena perpisahan telah menyekam darah.

Setengah hati menanti, setengahnya lagi membenci. Menanti rengkuhanmu (seperti dulu), membenci rapuhku (mencintaimu)

Inikah kehilangan? Ketika segalanya terasa kosong, dan ruang batin kalap ditebas kebisingan. Tak terendus oleh getar dada yang berdebam.

Ketika pikiran dan hati tak sanggup menampung pilu, menangis tersedu pucuk tibaku.




Sabtu, 12 Mei 2012

JANJI.

JANJI. Mudah untuk diucap tetapi sulit untuk ditepati. Banyak orang yang bilang "iya, aku janji bakal..." udah jelas mereka memberikan harapan bagi seseorang, mungkin bagi 'si pengucap janji' hal itu biasa ya, tapi bagi 'si penerima janji' itu adalah suatu harapan terbesar mereka. Enggak semua janji itu di awali kata "aku janji" tetapi bisa aja dengan kata "suatu saat nanti kita bakal..." atau "lain waktu yaa..." nah itu secara enggak langsung juga memberikan harapan. Apa jadinya jika sebuah janji tidak ditepati? Kecewa? Ya. Marah? Ya. Merasa di bohongi? Ya. Daaaaan masih banyak lagi bentuk kekecewaan. Lalu apakah 'si pengucap janji' merasa bersalah? Mungkin sebagian ada yang merasa bersalah, dan mungkin sebagian juga sama sekali tidak merasa bersalah. APAKAH KALIAN NGGAK PERNAH MIKIR RASANYA KAYAK GIMANA?